Ternyata inilah aku yang sebenarnya . . .


ketika itu pukul 5 sore aku menelpon seorang perempuan bernama x. Namun tidak diangkatnya dengan alasan baterainya habis. tapi menurutku dia hanya mencoba menghindar, lalu aku berinisiatif kerumahnya saat itu juga. ketika itu hujan tidak begitu deras cuman rintik2 kecil, kupaksakan naik motor ke solo. sesampainya di perbatasan solo sukoharjo, hujan makin deras, aku nekat saja. semakin ke utara hujan makin reda kembali lalu pakaianku mulai kering. dan setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam akhirnya sampai di rumahnya.

  Sekitar pukul 6 aku sampai dirumahnya, dia mempersilahkan aku masuk namun aku menolaknya, aku masih agak takut masuk kerumah perempuan yang aku sendiri  tidak begitu mengenal pemilik rumahnya alias keluarganya. kami hanya duduk di teras.

Beberapa menit berlalu, aku bertanya padanya apa dia suka padaku, namun dia tidak menjawab, dia hanya bilang bingung. dan hal itu berulang2 sampai jam 10 malam. alasanku sebenarnya tidak menembak, aku cuma ingin tahu perasaanya, kalau dia suka aku, akan aku tunggu dan suatu saat nanti akan kulamar dia, jika tidak, aku akan keluar dari kehidupanya.

cerita singkat di atas hanya pembuka dari apa yang ingin aku tulis. jadi kisahnya waktu itu aku ingin "menembak" seseorang yang sudah punya pacar. entah muak dengan perasaanku atau kenapa aku hanya ingin tahu apa perasaanya terhadapku.

Di dalam perbincangan itu dia bercerita bahwa pacarnya punya rencana yang sudah matang bahwa orang tuanya sudah menyiapkan uang untuk  membiayai sekolahnya ke jepang kelak setelah lulus. dia bercerita kalau pacarnya itu akan mengambil jurusan S1 UGM tehnik kimia, lalu melanjutkan S2 ke jepang. pasti orang tuanya sangat kaya, karna biaya sekolah keluar negeri tidaklah murah.

agaknya aku memang tersinggung dengan cerita itu terlebih di awal dia bilang bahwa dia tidak membanding bandingkan dan seakan dia(pacarnya) adalah manusia yang perfect yang punya masa depan cerah. berbeda sekali dengan aku, seseorang yang dilahirkan dari orang tua yang hanya seorang penjual air minum mineral  dan aku sendiri hanya seseorang yang punya cita cita kuliah bukan di universitas yang mahal, tidak ada minat kuliah di UI, UGM, UNS . huh malang kian, si miskin ini bertemu seorang yang punya pacar yang sangat kaya raya.

Hal ini membuatku semakin paranoid setelah sebelumnya aku dijauhi hanya karna berkulit gelap dan hanya menunggangi motor bebek yang butut oleh seseorang perempuan anak camat yang high class.

ya begitulah hidup, kadang kita ini pecundang dimata orang lain. dari yang kurasakan memang sakit juga jika mengingat kedua hal itu. krisis percaya diri. 

sedikit demi sedikit aku mencoba membangun kepercayaan diri lagi, dan mereka aryo kuncoro, bintang redika, pangeran bumi, adhit renaldo, rifky, mario, raka dll, merekalah yang memberiku motivasi dan kesempatan untuk menghancurkan krisis kepercayaan diri ini. sampai sekarang aku masih berproses, ntah sampai kapan namun yang pasti aku akan trus berusaha!! YaKuSa!!

Category: 0 komentar