Jodoh ku


Aku berpikir bahwa setiap manusia diciptakan dengan pasanganya di dunia. Agak bias memang, mengetahui ada saja yang sampai akhir hayatnya tidak menemukan jodohnya. Beberapa kali saya berpikir berdiskusi membaca sedikit referensi tentang jodoh ini membuat saya berkesimpulan bahwa jodoh itu memang harus di perjuangkan. Tidak bisa kita diam saja lalu eng ing engg datanglah jodoh itu. Mengenai siapakah yang akan menjadi jodoh kita sangat misterius. Ada seorang yang jahat mendapatkan wanita yang baik, ada yang baik ketemu dengan yang baik, ada yang buruk ketemu dengan yang buruk. Mungkin ini penilaian dari sudut pandang saya pribadi, tapi mungkin benar inilah adanya.

Dalam perjalanan dari surabaya menuju ke solo pada tahun 2014 lalu dengan menumpang mobilnya bintang, kami membicarakan masalah jodoh ini. galau sekali rasanya hahaha. Sampai disuatu jalan di daerah kediri terceplos dari mulut saya nama ratih. ya ratih teman dari paspilo yang rasa rasanya saya tidak begitu mengenalnya. tapi menurut bintang, si ratih ini orangnya baik. Lalu bintang punya ide untuk mempertemukanku denganya. Bintang akan mempertemukanku denganya di acara pernikahan kakak kelas. aku pun menyetujuinya dengan syarat saya sendiri yang harus mengjakanya.

Tapi apalah daya, mental lemah tetaplah lemah. Saya sama sekali tidak punya keberanian untuk sms apalagi nelpon. Saya agak galau juga karena pada akhirnya batal semua rencana kami.

lalu hari haripun berganti, sampai kurang lebih setahun ketika aku sudah penempatan di sanggau kalimantan barat ini, aku teringat namanya. Dan aku iseng menghubungi teman sekantornya untuk menanyakan tentang ratih ini. sampai pada suatu ketika terselip dalam hati ini semoga bisa dipertemukan denganya.

Sampai suatu ketika munculah pengumuman DTSD I angkatan 2 TA 2016. namaku muncul di kelas G sekelas dengan ratih. Sejenak aku berpikir, apa benar ia jodohku? tuhan memberiku jalan. Hal ini membuat perjalananku ke PUSPA menjadi menyenangkan hahaha.

Tibalah dihari pertama masuk kelas. Aku melihatnya. namun kaku sekali aku ini. untuk berbincang denganya saja aku agak canggung. skip skip skip akhirnya sampailah pada hari terakhir DTSD. Aku masih belum bisa ngobrol denganya. dibandara aku curhat dengan difta, dan dia agaknya malu untuk menyampaikan langsung pandanganya tentangku. akhirnya dia cerita ke ochim bahwasanya aku harus sholat dan rapi.

nasehat difta ini kujalankan dengan rajin. sholat 5 waktu +tahajud+ dhuha semua kulakukan demi ratih, dalam doaku terucap "ya Allah kalau ratih jodohku tolong dekatkanlah, kalau bukan tolong jauhkanlah".
di kantor seminggu sekali aku rutin berbincang denganya via whatsapp. sampai suatu ketika dia tidak membalas WA ku sama sekali bahkan chat fb ku. nelpon nggak pernah masuk ke nomornya, walaupun sudah menghubungi operator. entah kenapa aku sendiri bingung sampai sampai aku tanya sana sini dan akhirnya di marahin sama teman sekantornya ratih, "kamu itu kalau suka sama seseorang jangan di umbar kemana mana", begitulah kira kira kalimatnya. dari situ aku sadar setiap kali aku suka sama seseorang dan teman teman tahu, hal ini akan jadi bahan bercandaan dan kadang aku sampai berlebihan.

dari situ tertekan rasanya(mudah Baper), i cant face the truth.  elegan sekali tuhan menjawab doaku. beberapa hari kepikiran terus aku masalah ini.  hahah

beberapa minggu  setelah kejadian itu aku balik ke solo. sebenarnya niat ambil libur seminggu untuk ngajak temen temen yang cewek nonton atau sekedar makan. ada beberapa adik kelas yang sering ku ajak keluar kalau pulang ke solo. tapi liburan ini beda, malas sekali rasanya mau keluar. di kamar termenung sendrian.